Text
The Chronicles of Ghazi: The Clash of Cross and Crescent
Diawali dengan kejadian setelah Utsmani memenangkan pengepungan di Nicopolis di akhir seri pertama. Diceritakan bagaimana hebatnya kekuatan umat muslim di mata pasukan Kristedom, seperti yang dikatakan de Lusignat,rnTak seperti pasukan Perang Suci yang terpisah-pisah dan terpecah belah, pasukan Utsmani punya struktur komand dan persatuan yang kokoh. Para prajurit Utsmani pasti akan menaati atasannya, walaupun perintah itu memungkinkan mereka terbunuh. Pasukan Utsmani pun kebanyakan pemberani. Seolah-olah medan perang adalah taman bunga bagi mereka dan mereka senang berada di sana. Mereka tangkas dan lincah. Seolah-olah walau tanpa baju perang sekalipun, mereka akan tetap berangkat perang. Mereka juga sangat saleh. Kalau pasukan kita suka mabuk-mabukan dan main perempuan, hal itu tidak kutemukan di tengah-tengah mereka. Sepuluh ribu pasukan Utsmani bisa lebih tenang dan sunyi, daripada seratus orang pasukan Kristen. Mereka suka sekali ribut dan susah diatur," - Hal.18rnrnSetelah itu, dikisahkan kelahiran sang pembantai, Vlad Dracula, anak dari Vlad yang merupakan keturunan Mircea, Voivode Wallachia. Diceritakan kelahiran Dracula mengundang murka alam dan Cneajna yang harus mati saat melahirkan Dracula. Kekejaman Dracula tertanam sejak kecil, seperti pada saat dia Dracula kecil harus menyaksikan eksekusi mati, "Kita memang harus kejam pada musuh. Jangan beri mereka belas kasihan. Kita harus memusnahkan mereka sampai habis, atau nanti merekalah yang akan memusnahkan kita," "Bagus! Jangan takut! Jangan pernah takut apapun!" itu adalah beberapa perkataan Vlad yang menyebabkan munculnya jiwa psikopat pada Dracula."
Tidak tersedia versi lain